
Secara logis, memang sudah ditakdirkan bahwa laki-laki dan perempuan merupakan makhluk yang senantiasa berpasangan. Sudah menjadi kewajaran dan itulah takdir Tuhan. Namun, akan menjadi suatu yang abnormal jika di antara keduanya tersebut tidak ada simbiosis mutualisme (hubungan saling menguntungkan). Karena Tuhan menciptakan demikian sudah tentu memiliki sisi positif yang sangat besar. Sebab tiadalah kesia-siaan suatu ciptaan Tuhan. Sekecil apapun ciptaan-Nya akan memiliki manfaat yang cukup tinggi. Bahkan, jikalau kita mau merenungkan tentang ciptaan-Nya, makhluk yang mungkin antagonis sekalipun tiadalah mungkin sia-sia. Suatu waktu pasti akan membutuhkannya.
Dengan demikian tak ubahnya kaum wanita dan laki-laki. Mereka semua telah memiliki peran masing-masing sesuai kodrat dan kemampuan yang dimilikinya. Walau era gender yang menuntut emansipasi wanita, tapi bukan berarti wanita harus menjadi laki-laki atau pun pekerjaan laki-laki dapat dikerjakan oleh wanita. Akan tetapi, di antaranya lah harus ada pemahaman akan kodrat diri masing-masing. Karena, jika kodrat (sunnatullah) ini telah dilanggar oleh manusia, maka ibarat mesin adalah salan dalam memasang bagian mesin tersebut dapat berakibat kerusakan mesin. oleh sebab itu, berkaca dari hal itu, tak ubahnya peran laki-laki dan wanita harus ada keseimbangan dan saling melengkapi antara satu dengan yang lain serta saling membutuhkan satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar